07/02/14

Materi 1: Pengertian Agronomi

1.1 Pengertian Agronomi

Dalam kamus "Random House Webster's Unbridged Dictionary" kata AGRONOMY (Agronomi) tercatat mulai dikenal dalam bahasa Inggris pada tahun 1805-1815 jauh lebih muda dibanding AGRICULTURE (Pertanian) yang mulai digunakan pada tahun 1425 - 1475. Agronomi - dengan demikian - merupakan cabang dari pertanian yang terbentuk dari dua kata Latin, agros dan nomos. Agros secara harfiah bermakna sebagai kebun atau lahan yang terolah atau tempat bercocok tanam, sedang nomos berarti pengelolaan atau manajemen, setara dengan kata 'nomi' dalam 'ekonomi'. Abstraksi agronomi, dengan demikian, sangat dekat dengan urusan ekonomi pertanian secara luas ditinjau dari unsur tanaman dan lingkungan (tanah yang diolah untuk bercocok tanam). Oleh karena itu, agronomi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan untuk memperoleh produksi maksimum dan lestari (berkelanjutan, sustainable).
Dalam pembahasan keagronomian selalu tercakup aspek pengelolaan (manajemen) tanaman, kelestarian lingkungan, produksi dan produktivitas suatu usahatani berbasis tanaman (bercocok tanam). Aspek-aspek pengelolaan tanaman di antaranya meliputi cara pembiakan atau perbanyakan tanaman, pengaturan pertumbuhan tanaman, pemupukan, pemuliaan tanaman dan perlindungan tanaman. Aspek lingkungan meliputi pengelolaan air, pengolahan tanah, pengaturan cahaya dan suhu dalam pertanaman di bawah struktur, serta pengetahuan tentang ekosistem pertanian. Kesemua aspek pengelolaan tersebut bermuarakan pada hasil bercocok tanam maksimum dan lestari, yang sangat berkonotasi ekonomi. Tidak heran dalam bahasa Jepang agronomi diterjemahkan sebagai NOGYOUKEIZAIGAKU - Ilmu Ekonomi Pertanian, sehingga secara keseluruhan cabang-cabang ilmu dan teknologi agronomi merupakan dasar dari Pelaksanaan Lapang Produksi yang dahulu dikenal sebagai Ilmu Bercocok Tanam, agar menghasilkan produksi maksimum dengan tetap mementingkan kelestarian daya dukung lahan dan kelestarian jenis tanaman.
 
Hasil pertanian dalam bahasan agronomi ditinjau dari dua aspek yaitu hasil fisik dan non fisik. Hasil fisik terkait dengan produktivitas atau daya hasil, merupakan besaran yang dapat diukur atau dihitung. Hasil non-fisik cenderung membahas mutu hasil. Mutu hasil sering tidak dapat diukur secara langsung, tetapi berpengaruh kepada nilai ekonomi produk. Pengelolaan hasil produksi membuahkan cabang ilmu agronomi yaitu Panen dan Pasca Panen.

1.2 Tanaman Pertanian

Pertanian sebagai upaya produksi tanaman merupakan sokoguru kebudayaan manusia. Tindakan menanam tanaman untuk memenuhi dukungan terhadap kehidupan manusia dengan lebih mudah merupakan hasil kreativitas manusia jaman lampau yang sangat brilian. Perubahan dari kebiasaan hidup sebagai pengumpul makanan dari alam serta berburu menjadi kebiasaan bercocok tanam yang diawali dengan memilih dan 'menjinakkan' jenis-jenis tanaman liar yang bermanfaat bagi kehmateriidupan, telah disetujui oleh para ahli sebagai awal mulanya budaya. Sifat hakiki manusia yang cenderung menuju ke tingkat yang lebih efisien dalam memenuhi tuntutan hidup atau mengatasi tantangan lingkungan hidup, selain melahirkan kebudayaan yang semakin maju juga membawa kemajuan dalam budidaya tanaman. Tanaman tidak lagi hanya dipandang sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan, melainkan juga menjadi sumber bahan untuk kesehatan, inspirasi keindahan, penyelaras lingkungan, sarana rekreasi dan secara keseluruhan manjadi sumber pemuas keinginan manusia pada benda-benda indah (estetika). Tanaman yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia yang sangat luas dimensinya itu disebut dengan tanaman pertanian dalam arti luas (crop plant). Jadi tanaman pertanian adalah segala jenis tanaman yang digunakan manusia untuk tujuan apapun. Tanaman pertanian adalah bagian dari tumbuhan (plant) yang berupa sekelompok makhluk hidup yang bertambah besar atau berkembang dan mempunyai batang, akar, daun dsb. serta mempunyai inti sel dan klorofil. Tanaman mengacu kepada pengertian tumbuhan yang ditanam dan dipelihara untuk dimanfaatkan. Tanaman pertanian, dengan demikian adalah tanaman yang berfaedah secara ekonomi dan cocok dengan rencana kerja dan eksistensi manusia. Tanaman pertanian memiliki ciri pengelolaan, meskipu tidak pada taraf yang intensif. Ini membedakan pengertian tanaman pertanian dengan gulma.

Gulma adalah tumbuhan yang hidup pada suatu areal tanaman yang mengganggu tanaman utama dan kehadirannya tidak dikehendaki. Padi yang tumbuh di areal pertanaman kedelai adalah gulma, bukan tanaman. Gulma dapat juga diartikan sebagai tumbuhan yang manfaatnya lebih sedikit dibandingkan bahaya (petaka)-nya, misalnya alang-alang, lumut, enceng gondok dan lain- lain.
 Tanaman pertanian berasal dari spesies liar yang 'dijinakkan' oleh manusia jaman dulu. Penjinakan ini melalui dua tahapan penting yaitu pemilihan (seleksi) kemudian pemindahan dari habitat 'liar' ke lahan pertanaman (budidaya) yang disebut dengan proses domestikasi. Contoh tanaman modern hasil proses domestikasi adalah gandum.
Sifat tumbuhan liar adalah:
1 Menghasilkan biji kecil dan banyak
2 Biji rontok dari malainya sewaktu masak
3 Cara penyebaran biji efektif
4 Terdapat dormansi perkecambahan biji
5 Ada yang memperbanyak diri secara vegetatif dengan umbi, rhizome dan lainnya
Seleksi - yang tidak dapat dipisahkan dengan domestikasi - merupakan tindakan penangkaran yang berbeda-beda dari sepesies-spesies tanaman yang didahului dengan memilih individu/bagian tanaman yang dikehendaki dari suatu populasitanaman/tumbuhan kemudian diperbanyak dan dibudidayakan. Seleksi kadang-kadang menghasilkan tanaman yang jauh berbeda dari nenek moyangnya, seperti yang terjadi pada tanaman kubis, bloomcole (kubis bunga), broccoli, kubis swiss, kol rabi, dan Brussel sprouts. Selain tercermin dalam proses seleksi dan domestikasi, kecerdikan manusia primitif yang luar biasa juga tercermin dalam penyiapan pangan. Misalnya pada tanaman singkong yang mengandung racun sangat mematikan (sianida: HCN) dapat dihilangkan melalui pemasakan. Yang pasti proses domestikasi dan seleksi yang bermula pada perkiraan kurun 7.000 - 10.000 yang silam, semakin berkembang dengan proses pemuliaan tanaman yang juga semakin maju. Dewasa ini tercatat 10.000 - 20.000 spesies tanaman pertanian dalam arti luas. Jumlah tanaman yang secara ekonomi cocok pada kegiatan manusia mungkin hanya 1.000 - 2.000 spesies saja dan yang menduduki tempat penting dalam perdagangandunia hanya sekitar 100 - 200 spesies saja. Lima belas spesies melengkapi bagian tanaman pangan dunia: gandum, jagung, sorgum, barlai, tebu dan bit gula, kentang, ubi jalar, dan ubi kayu; kedelai, kacang jogo dan kacang tanah; pisang dan kelapa. 

Perkembangan kebudayaan manusia yang memungkinkan terjadinya migrasi dan hubungan antar budaya membawa pula perkembangan 'pengayaan' jenis tanaman pertanian. Proses memasukkan spesies ke habitat baru disebut dengan introduksi . Kemudian kemajuan ilmu dan teknologi manusia membawa kepada proses pemuliaan tanaman, terutama setelah diketemukannya hukum pewarisan oleh Mendel pada pertengahan abad 19. Pemuliaan tanaman pun masih membawa prinsip seleksi, tetapi telah ditambah dengan proses persilangan (hibridisasi). Dewasa pemuliaa tanaman juga sudah ditempuh dengan jalur pembuatan mutasi buatan (dengan radiasi sinar gamma), hibridisasi somatik dan terakhir dengan melibatkan rekayasa genetik yang menghasilkan tanaman transgenik yang masih kontroversial.